14 December 2015

 02:34         No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, Validitas dan Reliabilitas menempati kedudukan yang penting dan merupakan bagian utuh dari proses dan tahapan kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap kali pertemuan, setiap semester, setiap tahun, bahkan selama berada pada satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian tiap kali membahas proses pembelajaran, maka berarti kita juga membahas tentang evaluasi, karena evaluasi inklusif di dalam proses pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajran dengan benar, maka setiap guru di persyaratkan mengetahui berbagai dimensi yang terkait dengan evaluasi, terutama berkaitan dengan hakikat validitas, macam-macam validitas, dan cara mencari reliabilitas evaluasi di dalam pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Validitas dan Reliabiltas?
2.      Apakah Macam-macam Validitas?
3.      Pengertian Reliabiltas bagi Sebuah Tes?
4.      Cara mencari Reliabiltas?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Validitas dan Reliabiltas?
2.      Untuk mengetahui Macam-macam Validitas?
3.      Untuk mengetahui  Reliabiltas bagi Sebuah Tes?
4.      Untuk mengetahui Cara mencari Reliabiltas?


 
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Validitas

Validitas dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan kesahihan. Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Mengevaluasi dapat diumpamakan sebagai pekerjaan memotret. Gambar potret atau foto dikatakan baik apabila sesuai dengan aslinya (bukan lebih baik dari aslinya seperti yang dikatakan oleh iklan foto). Gambar pemotretan hasil evaluasi tersebut di dalam kegiatan evaluasi dikenal dengan data evaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar diperoleh data valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika pertanyaan tersebut dibalik, intrumen evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan dapat diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.

Dalam pembicaraan ini akan dikemukakan adanya dua jenis validitas. Validitas pertama menyangkut soal secara keseluruhan yang akan dibahas pada pembahasan makalah ini. Sesudah selesai, disusul pembahasan validitas kedua yang menyangkut butir soal atau item dan validitas faktor yang menyangkut bagian materi.

B.     Macam-macam Validitas
Didalam buku Encyclopedia of Educational yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan:
A test is valid if it measures what it purpose to measure. Atau jika diartikan lebih kurang demikan: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau skornya.
Validitas pada sebuah tes dapat diketahui pada sebuah dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empiris validity). Dua hal inilah yang dijadikan dasar pengelompokan validitas tes.
Secara garis besar ada dua macam validitas, yakni validitas logis dan validitas empiris.
a.      Validitas Logis

Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berasal dari kata “logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang dengan baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat sebuah karangan, jika penulis sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang telah disusun berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid. Dari penjelasan tersebut kita daoat memahami bahwa validitas logis dapat dicapai apabila instrumen mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu di uji kondisinya, tetapi lansung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.

Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas isi dan validitas konstrak (construct validity). Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Selanjutnya validitas konstrak sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi. Penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis validitas logis ini akan diberikan berturut-turut dalam membahas jenis-jenis validitas instrumen nanti.

b.      Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur. Contoh lain, seseorang dapat dikatakan kreatif apabila dari pengalaman dapat dibuktiakan bahwa orang tersebut sudah banyak menghasilkan ide-ide baru yang diakui berbeda dari hal-hal yang lain. Dari penjelasan dan contoh-contoh tersebut diketahui bahwa valiidtas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan dengan pengalaman.
Ada dua macam validitas empris, yakni ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Pengujia tersebut dilakukan dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriterium atau sebuah ukuran. Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrumen tersebut dimaksud ada dua, yaitu: yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi diwaktu yang akan datang. Bagi instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah tersedia, yang sudah ada, disebut memiliki validitas concurrent validity. Selanjutnya instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang diramalkan akan terjadi, disebut memiliki validitas ramalan atau validitas prediksi, yang istilah dalam bahasa inggris memiliki predictive validity.
Dari uraian adanya dua jenis validitas, yakni validitas logis yang ada dua macam, dan validitas empiris, yang juga ada dua macam, maka secara keselurahan kita mengenal adanya empat validitas, yaitu:
1.      Validitas isi
2.      Validitas konstrak
3.      Validitas “ada sekarang”
4.      Validitas prediksi
Dua yang pertama, yakni (1) dan (2) dicapai melalui penyusunan berdasarkan ketentuan atau teori, sedangkan dua berikutnya, yakni (3) dan (4) dicapai atau diketahui sesudah dibuktikan melalui pengalaman.


Adapun penjelasan masing-masing validitas adalah sebagai berikut:
1.      Validitas isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka vailiditas isi sering juga disebut validitas kurikuler.

2.      Validitas konstruksi (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir yang menjadi tujuan intruksional.

3.      Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)
Validitas ini lebih dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini, hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent).

4.      Validitas prediksi (predictive validity)
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

C.    Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur
Bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
a.       Korelasi product moment dengan simpangan, dan
b.      Korelasi product moment dengan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan simpangan:
  r_xy=(∑xy)/√((∑x^2 )(∑y^2 ) )  
    Keterangan:
    r_xy   =Koefisiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y:dua variabel yang  dikorelasikan
                       ( x=X-M ) dan(  y= Y-M).
   ∑xy   =Jumlah perkalian x dengan y
    x^2   =Kuadrat dari x (deviasi x)
    y^2  =Kuadrat dari y (deviasi y)
Rumus Korelasi product moment dengan angka kasar:
 r_xy=(NΣxy_(-(∑x) ) (∑y))/√((NΣx^2-(∑x)^2 (NΣy^2-(Σy)^(2)) )  
    Keterangan:

     r_xy=Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
      Σxy  =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
       ∑x^2  =Jumlah dari kuadrat nilai X
       ∑y^2   =Jumlah dari kuadrat nilai Y
       (∑x)^2=Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
      (∑y)^2=Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
D.    Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Apa yang sudah dirumuskan diatas adalah validitas soal secara keselurahan tes. Disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item. Jika seorang peniliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal  tes misalnya telalu rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas rendah. Untuk keperluan inilah dicari validitas soal.
Pengertian umum untuk validitas item adalah demikan sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tiggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi seperti sudah diterangkan diatas.
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item membangun soal tersebut.
E.     Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicabakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Di negara-negara berkembang biasa tersedia tes semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized test. Sebuah tes terstandar biasanya memiliki identitas lain: sudah dicobakan berapa kali dan dimana, berapa koefisien validitas, reabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu. Cara menentukan validitas soal menggunakan tes terstandar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan koefesien validitas yang diperoleh dengan koefesien validitas tes terstanadar tersebut.
F.     Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keselurahan dan validitas butir atau item, masih ada lagi yang perlu diketahui validitasnya, yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
Contoh: guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan, yaitu: Bunyi, Cahaya, dan Listrik. Untuk keperluan ini guru tersebut membuat 30 butir soal, untuk Bunyi 8 butir, untuk Cahaya 12 Butir, dan untuk Listrik 10 butir.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor, maka ada 3 faktor dalam soal ini. Seperti halnya pengertian validitas butir, pengertian validitas faktor adalah sebagai berikut: butir-butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap soal-soal secara keseluruhan. Sebagai tanda bahwa butir-butir faktor tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap seluruh soal, yakni apabila jumlah skor untuk butir-butir faktor tersebut menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total.

RELIABILITAS

G.    Pengertian Reliabilitas bagi  Sebuah Tes
Sudah diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasil berubah-rubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila pembaca telah memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. dalam hal reliabilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketetpan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya daqta dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabiltas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah adanya pendapat bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Dalam pembicaraan evaluasi ini tidak demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan si A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan Ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa diantara anggota kelompok lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen.
Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabitas ini penting, dalam hal ini, validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah mungkin reliable tetapi tidak valid. Sebaiknya, sebuah tes yang valid biasanya reliable.
A realiable measure in one that provides consistent and stable indications of the characteristics beings investigated.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya, kemampuam, Kecakapan, Sikap, dan sebagainya, berubah-ubah dari waktu kewaktu.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengeruhi hasil tes banyak sekali. Namun, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga hal berikut.
a.    Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya.
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabiltas, dengan demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi.

b.    Hal yang berhubungan dengan Tercoba (testee)
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabiltas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara dipilih.

c.       Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes.
Contoh: petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberikan ketenangan kepada para tes-tes dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat pertanyaan ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.







H.    Cara-cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.

Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada diluar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).

a.       Metode Bentuk Pararel (Equivalent)
Tes pararel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingakat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disebut altarnate forms method (parallel forms).

b.      Metode tes ulang (Test-retest Method)
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.

c.       Metode Bela Dua (Split-Half Method)
Kelemahan penggunaan metode dua-tes dua kali percobaan dan satu tes dua kali percobaan diatasi dengan metode ketiga ini, yaitu metode belah dua. Dalam penggunaaan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Oleh karena itu, disebut juga Single-Test-Single-Trial Method.

Banyak pemakai metode ini salah membelah hasil tes pada waktu menganalis, yang mereka lakukan adalah mengelompokkan hasil separo subjek peserta tes dan separo yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Tidak akan keliru kiranya bagi pemakai metode ini  harus ingat bahwa banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah.

Ada dua cara membelah butir soal yaitu:
1.      Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil genap.
2.      Membelah atas item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.



  


BAB III
PENUTUP
 A. Kesimpulan
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti. Ada dua macam validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. kriteria  itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pengujian sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan  pemeriksaan datanya dilakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan, atau diskusi sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negative, dan pengecekan anggota. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing.

B. Saran

Dalam melakukan tes validitas dan reliabiltas, sebaiknya diperhatikan syarat syarat dalam penyusunan teknik tes pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang di inginkan sesuai.




 DOWNLOAD

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers