PEMANASAN
GLOBAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan
adalah sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan yang tidak dapat
terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Hutan merupakan penyanggah
ekosistem di muka bumi ini yang sangat berjasa dalam keseimbangan iklim,
mengurangi polusi, mereduksi, dan berkurangnya kemampuan biosfer menyerap CO2
yang berakibat pada penambahan tinggi suhu dipermukaan bumi atau sering disebut
sebagai pemanasan global, sehingga tidak menempatkan lagi
hutan sebagai paru-paru dunia. Beberapa tahun terakhir ini penebangan liar di
kawasan hutan semakin marak terjadi. Ancaman kerusakan hutan ini jelas akan
menimbulkan dampak negatif yang luar biasa besarnya. Semakin berkurangnya hutan
memegang peranan dalam pemanasan global. Makalah ini akan membahas tentang
Pemanasan global atau global warming. Makalah ini disusun berdasarkan tentang
perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia dimana pemanasan global
belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya. Disini penulis berusaha
menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan
topik yang akan diperbincangkan.
1.2. Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang
peranan hutan dalam pengendalian pemanasan global. Selain itu penyusunan ini
juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat ini.
Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi diri
sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk
referensi ataupun bahan bacaan semata
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan
Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan
jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Bumi ini sebenarnya secara alami
menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini
sebagian diserap oleh permukaan bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap diatmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan dipermukaan bumi. Hal tersebut terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat. Pemanasan
global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.
2.2 Hubungan Pemanasan Global
dengan Efek Rumah Kaca
Adanya
gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O) yang sebagian tetap
ada di atmosfer menyebabkan bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat
(60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.
Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca,
suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini
terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang
ditangkapnya. Akibatnya, bumi menjadi semakin panas.
2.3 Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan
global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yang terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh
tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang
terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan
batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam
nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs
merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global,
tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida,
chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi
di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan
vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang
berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari
gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat
pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah
secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78%
dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan
ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang
lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi
yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan
makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju
maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan
investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan
hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon
bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis,
sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
2.4 Dampak Pemanasan Global
Pemanasan
global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik
(seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna
tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi
kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus
diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni :
kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Dampak-dampak
lainnya :
v Musnahnya
berbagai jenis keanekragaman hayati.
v Meningkatnya
frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
v Mencairnya
es dan glasier di kutub.
v Meningkatnya
jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
v Kenaikan
permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik
hingga 15 - 95 cm.
v Kenaikan
suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
v Meningkatnya
frekuensi kebakaran hutan.
2.5 Solusi Pemanasan Global
v Tanam
pohon
Satu
pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations
Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20%
emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada
dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka
serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, berpikir
seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar anda. Pembabatan hutan juga
berkaitan dengan peternakan. Tahukah anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan
sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila anda
berubah menjadi seorang vegetarian, anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per
tahunnya.
v Bepergian
yang Ramah Lingkungan
Cobalah
untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang
menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang
dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak
terburu waktu, anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC,
bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
v Kurangilah
berbelanja
Industri
menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan
bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen,
gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu
membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.
v Membeli
makanan organic
Tanah
organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi
26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.
v Gunakan
lampu hemat energy
Bila
anda mengganti 1 lampu di rumah anda dengan lampu hemat energi, anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada
lampu pijar biasa.
v Gunakan
kipas angin
AC
yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu,
mungkin anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
v Jemurlah
pakaian anda di bawah sinar mataharI
Bila
anda menggunakan alat pengering, anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian
secara alami jauh lebih baik: pakaian anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak
menyebabkan polusi udara.
v Daur
ulang sampah organic
Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang
dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun anda,
anda bisa membantu mengurangi masalah ini.
v Pisahkan
sampah kertas, plastik, dan kaleng agar dapat didaur ulang
Mendaur
ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi
kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium. Untuk 1
kg plastik yang didaur ulang, anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang
didaur ulang, anda menghemat 900 kg CO2.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Pemanasan
global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan
saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di
masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan
global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
3.2 SARAN
Kehidupan
ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita
memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar
kita menjaga serta melestarikannya. Membangun kepedulian masyarakat dalam
melestarikan hutan memang sulit, tapi alangkah baiknya jika semuanya berangkat
dari kesadaran individu. Marilah kita bergotong royang untuk menyelamatkan bumi
yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Rawatlah bumi ini untuk
anak dan cucu kita nanti. Stop global warming.
0 comments:
Post a Comment