13 December 2015

 06:33      No comments
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengecilan ukuran mungkin merupakan tujuan utama operasi atau bagian dari operasi. Beberapa produk sering mengandung sedikit cairan dan tetap kering selama penggilingan, tetapi lainnya setelah pengecilan ukuran secara ekstrim, berubah menjadi masa yang lebih atau kurang padat.
Semua bahan hasil pertanian pada umumnya bersifat mudah rusak dan membutuhkan tempat yang luas untuk penyimpanannya. Salah satu kegiatan yang dapat memperpanjang daya simpan hasil pertanian dan mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis serta membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil adalah dengan pengecilan ukuran, yang dapat dilaksanakan secara langsung atau dengan tidak langsung dengan pengolahan bahan baku tersebut menjadi produk-produk yang mempunyai daya tahan simpan yang relatif tinggi dan mempunyai ukuran bahan yang relatif kecil.

B.     Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis, membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.



TINJAUAN PUSTAKA

Pengecilan ukuran merupakan istilah yang umum yang di dalamnya meliputi pemotongan, pemecahan dan penggilingan. Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa terjadi perubahan sifat-sifat kimianya. Pemecahan bahan menjadi bagian-bagian kecil atau sebaliknya pembentukan satuan-satuan yang lebih besar dari bahan yang terpecah halus adalah operasi yang penting dalam industri pangan (Sosrodiharjo, 1987).
Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan ukuran yang ekstrim atau penggilingan penecilan ukuran yang relatif masih berukuran lebih besar atau sering menjadi bentuk khusus atau pemotongan. Pengecilan ukuran merupakan usaha untuk mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis, membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di bidang industri pangan adalah penggilingan butiran-butiran gandum menjadi tepung. Dalam proses pemecahan biasa mengaplikasikan berbagai macam gaya pemecahan diantaranya, gaya pukul, gaya sobek dan gaya tekan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan yaitu faktor dari bahan diantaranya varietas, kekerasan, struktur mekanis dan kadar air. Faktor dari alat pemecah yaitu kontruksi alat, operasi dan kinerja alat (Kartasapoetra, 1994).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bagian padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas dalam industri pangan adalah penggilingan butiran-butiran gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan digunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi ptongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle,1982).






PROSEDUR PERCOBAAN

A.    Waktu dan Tempat
Waktu praktikum pada tanggal 17 Juni 2010 jam 8.20 WIB, bertempat di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
B.     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum hari ini adalah slicer, blender, pisau, ayakan dan timbangan, sedangkan bahannya adalah jagung, kacang hijau, kacang kedelai , wortel, kentang dan beras ketan.
C.    Cara Kerja
Penggilingan
1.      Disiapkan bahan, selanjutnya ditimbang
2.      Dibersihkan bahan dan sortasi
3.      Operasikan grinder
4.      Dimasukkan bahan kedalam grinder
5.      Diayak hasil penggilingan, lalu ditimbang massa yang lewat dan tertahan pada ayakan
6.      Dilakukan pengamatan terhadap hasil penggilingan
7.      Ditentukan rendemen dan kapasitas alat
Pengirisan
1.      Bahan ditimbang terlebih dahulu
2.      Disiapkan bahan yang sudah dikupas
3.      Dilakukan proses slicer dengan menggunakan slicer dan pisau
4.      Ditimbang hasil
5.      Diamati bentuk hasil irisan dari slicer dan pisau
6.      Ditentukan rendemen proses




ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A.    Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan terlampir pada lampiran.
B.     Analisa Data
Pada bahan kentang
  1. Berat kentang yang sudah diparut dengan slicer adalah = 48 gram
  2. Berat kentang yang sudah dipotong dengan pisau adalah = 43 gram
 



Pada bahan kacang kedelai
Berat awal kacang kedelai = 248 gr
1.Berat akhir yang menggunakan mesh 40 = 81 gr
2.Berat akhir yang menggunakan mesh 70 = 60 gr








C.    Pembahasan
  1. Berdasarkan hasil pengamatan diatas pada pengirisan , Pada proses pengirisan, nilai persentase rendemen bahan (kentang) untuk masing-masing pengirisan dengan menggunakan pisau dan menggunakan slicer adalah berbeda. Dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat persentase rendemen sebesar 10,4%. Sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan slicer di dapat nilai persentase rendemen sebesar 7,6%. Perbedaan bahan yang diiris dengan pisau dan slicer itu terletak pada bentuk dan ukurannya. Pada pengirisan dengan menggunakan pisau, bentuk hasil irisan adalah tidak sama besar (berbeda ukuran), sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan slicer hasil irisannya tipis dan ukurannya sama.
  1. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses penggilingan, perbedaan rendemen yang menggunakan  mesh 40 dan mesh 70 adalah Pada mesh 40 hasil rendemennya 67,33%, sedangkan pada mesh 70 hasil rendemennya 75,80%, maka % rendemen pada mesh 40 lebih kecil %  rendemennya dibandingkan  dengan  mesh 70.
  1. Gambar 1.Grafik  hubungan ukuran mesh dengan % rendemen

            Pada grafik diatas menjelaskan tentang hubungan ukuran mesh dengan % rendemen dimana pada saat ukuran mesh 40 maka rendemennya adalah 67,33%, kemudian pada saat mesh 70 maka rendemennya adalah 75,80 %.
Jadi, dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar angka rendimennya maka semakin kecil lubang pada mesh.



KESIMPULAN

 A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.      Pengecilan ukuran adalah usaha untuk mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis, membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2.      Dalam proses pengirisan, pengirisan menggunakan pisau persentase rendimennya lebih besar dibandingkan dengan pengirisan menggunakan slicer.
3.      Pada proses penggilingan, persentase rendemen pada mesh 40 lebih kecil dibandingkan  dengan  mesh 70.

B.     Saran
Semoga alat yang digunakan dalam praktikum ini diganti. Sebagian Alat yang digunakan dalam praktikum ini sudah tidak layak. Jangan sampai lab ini disebut lab pasca tsunami bukannya lab pasca panen. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang tak berkenan. Terima kasih. Asistennya mantapphhh..HIDUP TEPE..



DAFTAR PUSTAKA

Earle, R.L, 1982. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Budaya, Bogor.
Kartasapoetra, AG, 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rhineka Cipta, Jakarta.
Sosrodiharjo, S, 1989. Peranan Teknologi Pasca Panen. IPB, Bogor.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers